SIUPP:993/SK/MENPEN/SIUPP/1999, tgl 16 Feberuari 1999 (Kami Yang Kabarkan Kamu Yang Simpulkan)
27 Januari 2019
Bocah Empat Tahun Terseret Banjir Tersangkut di Pohon Sebagai Dewa Penyelamat
Jeneponto Media Duta. Com - Petugas Puskesmas Pembantu (Pustu) Desa Sapanang, Herianto mengaku bersyukur sekaligus bersedih.
Pasalnya, saat banjir bandang menerjang Desa Sapanang, kecamatan Binamu, Jeneponto, anaknya yang berumur empat tahun terbawa derasnya air.
Beruntung anaknya tersangkut di batang pohon setelah sempat terbawa arus sekitar 10 meter dan berhasil ia selamatkan.
Ia bersedih karena barang-barangnya semua hanyut dan rumah rusak akibat banjir
Kepada tribunjeneponto.com, Herianto mengisahkan kondisi saat bencana itu terjadi pada Selasa (22/1/19).
"Saat itu, sekitar jam 2 siang, hujan deras disertai angin kencang, saya sama-sama anak dan isteri di pustu ini," kata Herianto, Jumat (25/1/2019).
"Saat itu saya tidak panik karena saya bilang biasa memang'ji ka' musimnya ini Jeneponto hujan," tambahnya.
"Namun berselang beberapa jam, air tiba-tiba naik hingga lutut, disitu juga saya selamatkan anak bungsu saya ke rumah tetangga karena rumah panggung sedangkan ini pustu saya tempati rendah,"ujarnya.
"Saya bawa anakku, lalu saya kembali dan dengan cepat air tiba-tiba naik hingga dada orang dewasa, Anak saya terseret hingga di pohon sana (menunjuk pohon yang jauhnya sekitar 10 meter), beruntung anak saya pegang pohon dan dengan sigap dan refleks saya berenang ke arah anak saya," tuturnya.
Warga Sapanang itu, menuturkan bagaimana kondisi Sapanang pada saat itu.
"Pada saat banjir bandang terjadi, luar biasa saya tidak bisa gambarkan dengan kata-kata lagi bagaimana kepanikan orang-orang Sapanang," tuturnya.
"Semua berlomba menyelamatkan diri ketempat yang lebih tinggi, saya sendiri bersama keluarga sampai ke atas plafon rumah panggung, karena air pada saat itu mencapai 4 meter dan pustu itu tenggelam," tandasnya.
Herianto menuturkan kondisi air saat itu begitu cepat karena hanya berselang 2 jam air langsung surut kembali dan rumah-rumah pada porak-poranda diterjang derasnya banjir bandang.
"Sepanjang saya hidup ini baru kali ini ada kejadian luar biasa ini di Jeneponto, betul-betul luar biasa, semoga ini pertama dan terakhir terjadi di Jeneponto," tutupnya.
Di Desa Sapanang, bantuan terus mengalir baik dari perseorangan maupun instansi atau organisasi.
Para korban banjir malah mengeluhkan minimnya bantuan dari pemerintah.
"Bantuan banyak dari individu dan instansi, bukan pemerintah," ujar seorang warga yang tak mau namanya ditulis.(*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar