SIUPP:993/SK/MENPEN/SIUPP/1999, tgl 16 Feberuari 1999 (Kami Yang Kabarkan Kamu Yang Simpulkan)
26 Januari 2019
Gubernur Sulsel Resmikan Industri Pemurnian Mineral Nikel di Bantaeng
Bantaeng Media Duta. Com -Setelah tertunda, proyek rintisan industri pemurnian mineral nikel (smelter) di Sulawesi Selatan, akhirnya resmi beroperasi di Kawasan Industri Bantaeng (KIBa).
Penandatangan prasasti pabrik Pemurnian Nikel milik PT Huadi Nickel-Alloy Indonesia (PT Huadi) oleh Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah, sekitar pukul 10.00 wita, Sabtu (26/1/2019).
Seremoni di pelataran Bantaeng Industrail Park (BIP), Desa PapangLoe, Kecamatan Pajjukukang, Kabupaten Banteeng, sekitar 141 km sebelah selatan Makassar, ibu kota Provinsi Sulsel.
Gubernur pun mengapresiasi momoen emosional dan sarat perjuangan ini dengan mengunduh live story seremoni ini di akun instagram miliknya, Prof.Nurdin Abdullah, sekitar pukul 11.20 wita.
Penandatanganan diiringi sirene panjang tanda dimulainya produksi.
Usai meneken prasasti, dia tersenyum, lalu memeluk erat investor PT Huadi NIckel.
Hadir di seremoni ini Ketua DPRD Sulsel Moch Roem, Bupati Bantaeng Ilham AzikinSolthan, Direktur Utama PT Huadi Nickel Alloy Indonesia Jos Stefan Hideky, Direkktir Operasional Lily Dewi, Vice President Kawasan Industri Banteeng M Taufik Fachruddin, dan puluhan pejabat eselon I dan II dari pemprov Sulsel dan Pemkab Bantaeng.
Pabrik berkapasitas terpasang 100 ribu Ferronikel per tahun. Saat dirintis akhir tahun 2014, Investor asal China, merilis nilai investasinya 130 juta dollar AS atau setara Rp 1,7 triliun, dengan asumsi kurs Rp 13.500/dolar.
Pabrik berdiri di lahan konsesi warga sekitar 3000 Ha. Di lahan itu dikelola PT Perusda Bantaeng dengan merek Bantaeng Industrial Park (BIP) atau Kawasan Industri Bantaeng. Di depan kawasan ini ada pelabuhan semi permanen untuk angkutan bongkar muat barang dari kapal, jetty.
Pabrik ini diklaim menggunakan dua tungku Rotary Kiln Electric Furnace yang ramah lingkungan.
Industri smelter ini menggunakan pasokan tenaga listrik dari PLN sebesar 40 MW.
Industri Pemurnian Nikel milik PT Huadi Nickel-Alloy Indonesia (PT Huadi) di Kawasan Industri Bantaeng (KIBa) sudah siap produksi. (HANDOVER)
Bahan baku produksi pemurnian nikel didatangkan dari tambang mineral dari Sulawesi Tengah, Tenggara dan timur Indonesia.
Kala masih menjabat Bupati Bantaeng, Nurdin mengumpulkan 50 pengusaha tambang dari berbagi daerahdari Sulawesi Selatan, Tenggara, dan Tengah di Informal Meeting di Balai Kartini, Jl Mallapiang, Bantaeng, Sabtu (24/10/2016) lalu.
PT Huadi Nickel-Alloy Indonesia yang merupakan anak perusahaan Huadi Group dari China, berencana merekrut 900 orang pekerja.
Sejak 2015 lalu, pemkab Bantaeng sudah mengirim 100 tenaga teknis siap pakai alumnus SMK dan akademi diploma 2 di Bantaeng.
Proyek ini dirintis tahun 2014 di awal periode kedua, Nurdin Abdullah menjabat Bupati Bantaeng (2013-2018). Izin prinsip dan Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) proyek ini baik dari otoritas nasional, regional dan lokal keluar Juli 2015.
Selain PT Huadi, pemerintah pusat melalui Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Franky Sibarani, juga menyebut ada investor smelter lainnya di Bantaeng, PT Titan Mineral Utama, dengan nilai investasi Rp 4,7 triliun. Sejauh ini belum ada official update perihal proyek smelter dengan kapasitas terpasang 300 ribu Ferronikel / tahun.
Awalnya, investor asal China ini menjadwalkan pabrik PT Huadi beroperasi pertengahan 2016. Namun kemudian dijadwal ulang beroperasi awal 2018. Momen pemilihan Gubernur Sulsel, juga sempat menunda peresmian proyek smelter di bibir selatan Selat Makassar ini.
Awal Mei 2019 lalu, menjelang masa kampanye Pilgub, Direktur PT Huadi, Jos Hideky sempet melaporkan rencana ekspor nikel pbariknya kepada Bupati Bantaeng nonaktif Prof Nurdin Abdullah di Perumahan Dosen Unhas Tamalanrea, Makassar.
“Kami tadi minta maaf karena kendala teknis yang kami hadapi membuat kami harus merencanakan ulang jadwal ekspor, tetapi pada prinsipnya kami siap produksi," jelas Jos Hideky, sebegaimana dilansir Tribun, Sabtu 5 Mei 2018.
Kala itu, Plt Dirjen Pengembangan Perwilayahan Industri Kementerian Perindustrian, I Gusti Putu Suryawirawan, mengatakan penundaan pengoperasian kedua smelter tersebut disebabkan oleh kendala teknis.
“Rencana Huadi untuk beroperasi pada 2017 tertunda ke kuartal I/2018 karena disebabkan kendala teknis yang berkaitan dengan rencana produksi,” ujarnya kepada Bisnis, akhir pekan lalu.
Saat ini, Huadi juga tengah melakukan pembahasan dan kajian arus bongkar muat di jetty atau dermaga milik perseroan.
Hal yang sama juga terjadi pada smelter milik Titan Mineral Utama yang rencana pengoperasiannya tidak berjalan sesuai rencana.
“Kemungkinan ini disebabkan oleh kendala teknis dan manajemen perusahaan karena pada dasarnya industri telah siap,”kata Putu.
Gusti Putu, sebagaimana dilansir Bisnis Indonesia, juga menyebut terdapat juga 5 perusahaan yang telah mulai bergabung dalam arena Kawasan Industri Bantaeng, yaitu PT Power Merah Putih, PT Pasifik Agra Energi, PT Sinar Deli Bantaeng, PT Intim Perkasa Kilang Energi, dan PT Bantaeng Central Asia Steel
Kawasan Industri Bantaeng merupakan kawasan yang disiapkan untuk klaster industri ferronickel dan stainless steel, sama dengan kawasan industri lain yang berada di Sulawesi, yaitu Kawasan Industri Morowali yang berada di Sulawesi Tengah dan Kawasan Industri Konawe yang berada di Sulawesi Tenggara.
Berdasarkan catatan Kemenperin, tercatat sebanyak 11 investor yang akan menanamkan modal di Kawasan Industri Bantaeng. Hingga Juli 2017, nilai investasi yang ditanamkan sebesar Rp3,89 triliun dengan rincian Huadi Nickel senilai Rp2 triliun, Titan Mineral Utama senilai Rp800 miliar, Bantaeng Sigma Energi senilai Rp100 miliar, Bantaeng Central Asia Steel senilai Rp240 miliar, dan Sinar Deli Group senilai Rp500 miliar.
Secara keseluruhan, Kawasan Industri Bantaeng ditargetkan dapat menarik investasi senilai Rp45,5 triliun. Adapun, dalam menyiapkan tenaga kerja yang kompeten di kawasan industri ini, Kemenperin membangun Akademi Komunitas Bantaeng.(*)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
MEDIA DUTA ONLINE (KAMI ADA KARENA ANDA) SIUPP : 993/SK/MENPEN/1999,tgl 16 Februari 1999
Ir.Baso Ampa Alang Hampir Dua Tahun Jadi Buronan Polres Wajo Sulsel
Ir . Baso Ampa Alang Wajo Media Duta.com -Buronan Polres Wajo tersangka Ir. Baso Ampa Alang kini hampir dua tahun belum ada titik ter...
Alamat Redaksi : Jalan Ammana Gappa No.34 Kota Makassar Propinsi Sulawesi Selatan,Cp.0853 3624 4337
-
Naomi Zaskia Media Duta.com - Sule dan Naomi Zaskia dikabarkan akan menikah. Meskipun, ayah Rizky Febian ini sudah melakukan klarifikasi...
-
Faul Lida 2019 dari Aceh Media Duta. Com,- Selamat, Faul dari Aceh Juara LIDA 2019 pertama, disusulPuput, dan Sheyla, segini hadiahnya. ...
-
Makassar Media Duta. Com - Putri Kapolda Sulsel Irjen Umar Septono dengan Mardiana Juliati, Diahlevi Ismiarti Mayaraflesia kini resmi jadi i...
-
Media Duta.com, - Keberadaan Pasar Mandai memicu kemacetan karena lahan parkir menggunakan jalan umum untuk tempat peraturan. Hal dengan te...
-
Media Duta.com,- Kemnaker kembali akan luncurkan bantuan program pengembangan dan perluasan kesempatan kerja. Dalam rangka melakukan langkah...
-
Makassar Media Duta. Com- Bos Abu Tours, Hamzah Mamba tertunduk lesu usai mendengarkan putusan Majelis HakimPengadilan Negeri Makassar, Seni...
-
Media Duta. Com - Perhelatan pesta politik terbesar, Pilpres 2019, sudah di depan mata. Saat ini sudah ditetapkan dua Capres 2019 resmi yak...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar