SIUPP:993/SK/MENPEN/SIUPP/1999, tgl 16 Feberuari 1999 (Kami Yang Kabarkan Kamu Yang Simpulkan)
14 April 2019
Ibu Nurul Bakar Hidup-hidup Mertuanya Gunakan Bensin Fertalite
Malang Media Duta.Com- Seorang mertua meninggal dunia akibat dibakar hidup-hidup oleh menantu perempuannya.
Kasus ini membuat geger warga Kabupaten Malang.
Pasalnya terduga pelaku pembakar mertua hidup-hidup adalah Nurul Mutholib (30) menantu perempuan Lismini (57).
Kasus menantu membakar mertua sendiri di Kabupaten Malang Jawa Timur, membuat warga geger.
Pasalnya, setelah Lismini, si mertua kritis akibat sekujur tubuhnya disiram bensin jenis pertalite dan dibakar, perempuanberusia 57 tahun tersebut akhirnya meninggal dunia.
Jenazah Lismini, mertua yang dibakar menantu hidup-hidup akhirnya dikuburkan di tempat pemakaman umum di Dusun Ngebrong, Desa Tawang Sari, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang.
Sedangkan Nurul Mutholib, sangmenantu biadab telah berhasil ditangkap oleh polisi, beberapa saat setelah sebelumnya melarikan diri usai membakar hidup-hidup tubuh Lismini mertuanya, Jumat (12/4/2019).
Perempuan berusia 30 tahun, simenantu membakar mertua (mertua dibakar menantu hidup-hidup) karena diduga hal sepele banget, yakni masalah kasur baru.
Nurul Mutholib kini harus mempertanggungjawabkan perbuatannya dan dijebloskan ke penjara.
Polres Batu mengamankan Nurul Mutholib (30) sejak Jumat (12/4/2019) sore, di sebuah hutan yang berada di sekitar rumah korban, di RT 26/RW 04 Dusun Ngebrong, Desa Tawang Sari, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Kapolres Baru AKBP Budi Hermanto mengatakan, pelaku diamankan setelah peristiwa terjadi.
“Kejadian kemarin siang. Tadi pagi, korban meninggal. Pelaku sudah diamankan setelah kejadian,” ujar Budi, Sabtu (13/4/2019).
Kasat Reskrim Polres Batu, AKP Anton Widodo menambahkan, kalau Nurul si menantu membakar mertua (kasus mertua dibakar menantu hidup-hidup) diamankan di hutan menjelang maghrib.
Penangkapan dilakukan setelah petugas mendapatkan laporan dari warga tentang keberadaan pelaku langsung menuju lokasi hutan yang dijadikan tempat persembunyian.
“Kami sebar anggota untuk mencari pelaku. Ketemu di hutang belakang rumah. Dia tidak berani keluar karena takut dimassa,” ujar Anton Widodo.
Menurut Anton Widodo, dihadapan penyidik, pelaku Nurul Mutholib mengaku, dia nekat membakar hidup-hidup mertuanya hingga meregang nyawa, karena sakit hati karena sering cekcok dengan Lismini (57).
Sakit hati itulah yang membuat Nurul keluar membeli bensin jenis pertalite di rumah tetangga.
Belum diketahui pasti apa yang melatarbelakangi keduanya sering cekcok.
Pasalnya, banyak informasi yang muncul di lapangan.
Ada yang mengatakan karena persoalan kasur baru.Tapi, ada juga yang mengatakan soal air.
Dan ada juga yang menyebut Nurul Mutholib merasa tertekan, karena anaknya meninggal beberapa waktu lalu.
“Kemudian, pertalite itu dituangkan di baskom plastik agar mudah menyiramkannya ke tubuh korban,” ujar Anton Widodo.
Pada Jumat siang, ketika orang sedang melaksanakan ibadah salat Jumat, Nurul Mutholib datang ke rumah mertuanya Lismini.
Saat itu, Lismini tengah membersihkan sayur di dapur rumahnya.
Nurul lantas mengetok pintu belakang. Mendengar itu, Lismini membuka pintu itu.
Tanpa diduga, Nurul langsung menyiramkan pertalite ke tubuh Lismini.
Setelah itu, pelaku langsung menyalakan korek api.
''Namun didorong oleh korban sehingga korek apinya jatuh,” imbuh Anton.
Tak berhenti di situ, ternyata Nurul masih berupaya untuk membakar Lismini.
Nurul melihat ada kompor gas yang berada tidak jauh dari Lismini.
Dia lalu menyalakan kompor gas itu sehingga akhirnya api menjalar ke tubuh sang mertuanya, Lismini.
Melihat api berkobar di sekujur tubuhnya, Lismini lalu pergi keluar rumah untuk meminta pertolongan warga.
Warga yang melihat kejadian itu langsung datang dan berupaya untuk menyelamatkan Lismini dengan handuk basah.
Meski luka bakar di tubuhnya sangat parah, Lismini sempat bercerita kepada sejumlah warga sebelum dilarikan ke Puskesmas.
Tapi karena kondisi Lismini yang sangat parah, sehingga dia dilarikan ke RS Hasta Brata sebelum akhirnya dipindah ke RS Saiful Anwar Kota Malang.
“Karena korban takut diamuk massa, akhirnya lari ke ladang yang berada di belakang rumah,” tandas Kasat Reskrim Polres Batu, AKP Anton Widodo.
Pada Sabtu pagi, sekitar pukul 5.30 wib, Lismini akhirnya menghembuskan nafas terakhir.
Astami (42), saksi mata sekaligus tetangga korban yang membatu menolong memadamkan kobaran api di tubuh Lismini menceritakan kembali keterangan yang dikatakan Lismini sebelum meninggal.
“Tadi ada yang mengetuk pintu saat aku di dapur. Aku kira Dimas, cucuku. Setelah aku buka, kemudian disiram air warna biru.
Kemudian mau dibakar dengan korek tapi tak menyala. Lalu menyalakan kompor gas dan membakar kertas," cerita Astami usai menolong korban.
Saat itu, kata Astami, Lismini yang terbakar berteriak agar Nurul dipenjara.
"Saya dibakar Nurul. Penjarakan dia," terangnya, mengulang kembali ucapa Lismini.
Menurut Astami, keduanya terlihat seperti masyarakat pada umumnya.
Di sisi lain, semenjak dua bulan ini keduanya terlihat tidak harmonis.
Astami dan warga sekitarnya menduga, Nurul Mutholib tega membakar mertuanya sendiri karena depresi karena baru saja kehilalangan anak keduanya sekitar 27 hari lalu.
Saat peristiwa tragis dan mengerikan itu terjadi, suami Nurul sedang bekerja.
Sementara mertuanya yang laki-laki sedang menunaikan salat Jumat di masjid dekat rumah.
Sebelumnya, Lismini (57) tewas setelah sebelumnya dibakar hidup-hidup oleh menantunya sendiri, Nurul Mutholib (30), Sabtu (13/4/2019).
Peristiwa tragis menantu membakar mertua (kasus mertua dibakar hidup-hidupmenantu) ini terjadi di RT 26/RW 04 Dusun Ngebrong, Desa Tawang Sari, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang, Jumat (12/4/2019).
Suparman (60), suami Lismini mengaku, kaget melihat keramaian di rumahnya sepulang salat Jumat.
"Rumah sudah ramai dan diberi tahu tetangga bahwa istri saya dibakar," ujar Suparman.
Suparman menduga,menantunya itu iri hati ketika dirinya membeli kasur baru.
Dikatakan Suparman, sudah sejak dua bulan ini, Nurul Mutholib dan istrinya kerap berselisih.
"Kemungkinan menantu saya iri saat kami beli kasur," terangnya.
Informasi lain menjelaskan, peristiwa itu terjadi ketika Nurul Mutholib pulang kerja dari kebun.
Nurul Mutholib kemudian cekcok dengan Lismini.
Dari cekcok itu, Nurul Mutholib nekat membakar Lismini.
Sebelumnya, Nurul Mutholib membeli bensin yang kemudian disiramkan ke tubuh Lismini.
Lismimi berlari keluar rumah dalam keadaan terbakar dan meminta tolong warga.
Tetangga yang mengetahui langsung menolong memadamkan api dengan handuk basah.
Setelah api yang dapat dipadamkan, korban langsung dibawa warga ke Puskesmas Pujon.
Namun, karena peralatan tak mumpuni, korban dirujuk ke RS Hasta Brata dan kemudian malam harinya dibawa ke Rumah Sakit Saiful Anwar, Malang.
Akhirnya, korban mengembuskan nafas terakhirnya Sabtu (13/4/2019) pukul 05.30 WIB.(*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar