10 April 2019

Sadis, Siswi SMP Dikeroyok 12 Siswi SMA Hingga Harus Dilarikan ke RS

Pontianak Media Duta. Com,- Terungkap Laki-laki Penyebab Siswi SMP ianiaya 12 Siswi SMA hingga Kelamin Rusak, Cek Kronologinya Berita menggemparkan datang dari Pontianak. Siswi SMP inisial AU (14) dikeroyok 12 Siswi SMA di dua tempat berbeda. Kini Au tengah menjalani perawatan intensi di rumah sakit gegara terluka parah. Apa sebenarnya yang menyebabkan sekelompok Siswi SMA berani menganiaya AU? Seperti apa kejadiannya? Cek selengkapnya di sini: Pengeroyakan terhadap Au, bermula saat korban dijemput satu di antara oknum di kediaman kakeknya. Oknum terduga pelaku yang merupakan siswi pelajar SMA ini meminta korban mempertemukan dengan kakak sepupunya, P dengan alasan ada yang ingin dibicarakan. Au yang tidak mengenal para oknum menyanggupi hal itu dan menemui P bersama oknum terduga pelaku. Setelah bertemu P, oknum yang menjemput ternyata tak sendiri. Ada empat orang lain yang kemudian membawa Au dan P ke tempat sepi di Jalan Sulawesi. Kakak sepupu korban kemudian terlibat baku hantam dengan oknum berinisial D. Sementara tiga teman D melakukan kekerasan terhadap Au. Korban dibully, rambutnya dijambak dan disiram menggunakan air. Bahkan kepala korban dibenturkan ke aspal, dan perut korban diinjak. Ada tiga oknum yang diduga melakukan kontak fisik dengan korban Au. Sementara itu, ada sembilan siswi lain yang menyaksikan kejadian tersebut, sambil tertawa, tanpa berupaya menolong korban. Korban dianiaya di dua lokasi, selain di Jalan Sulawesi dan di Taman Akcaya. Setelah melakukan penganiayaan, pelaku meninggalkan korban begitu saja. Sebelum meninggalkan korban, pelaku sempat menyampaikan ancaman agar apa yang dialami korban tak mengadukan apa yang dialami. "Ada ancaman pelaku bahwa kalau sampai mengadu ke orangtuanya, akan mendapatkan perlakuan lebih parah lagi," kata Wakil Ketua KPPAD, Tumbur Manalu. Menurut Tumbur, persoalan awalnya dipicu masalah cowok. Menurut informasi yang diperoleh pihaknya, mantan pacar kakak sepupu korban ini sekarang pacaran dengan oknum pelaku penganiayaan ini. Mereka ribut di media sosial, saling komentar sehingga pelaku menjemput korban karena kesal terhadap komentar itu. Akibat penganiayaan yang dialaminya, korban mengalami muntah. Bahkan saat ini korban bahkan dirawat di rumah sakit dan sudah dilakukan rontgen tengkorak kepala dan dada. Penganiayaan yang dilakukan pelaku juga membuat korban mengalami trauma. Menurut keterangan keluarga korban, Au sering mengigau seolah-olah masih dalam penganiayaan. Pihak keluarga menyerahkan sepenuhnya permasalahan ini ke jalur hukum, untuk memberikan efek jera bagi para pelaku. Keluarga korban juga menolak upaya mediasi yang ingin dilakukan oleh siapapun. Kanit PPA Polresta Pontianak , Iptu Inayatun Nurhasanah mengatakan, pihaknya baru saja menerima limpahan berkas dari Polsek Pontianak Selatan. "Kita baru saja mendapatkan limpahan berkasnya," ucap Nurhasah saat diwawancarai, Senin (8/4/2019). Inayatun Nurhasanah menyampaikan, pihaknya akan memanggil orangtua korban. Sementara itu, Ketua KPPAD Kalbar, Eka Nurhayati Ishak menyatakan akan mencari jalan tengah terhadap penyelesaian kasus tersebut. Mengingat baik korban maupun pelaku sama-sama masih dibawah umur. Eka menjelaskan pihaknya menerima pengaduan pada 5 April, sekira pukul 13.00 WIB, di mana korban didampingi oleh ibunya menyampaikan bahwa korban menerima kekerasan fisik yang menyebabkan anaknya menjadi trauma fsikis. "Si korban ditendang, dipukul, diseret sampai kepalanya dibenturkan di aspal dan ada pengakuan bahwa perbuatan pelaku juga pada bagian vital korban," ucap Eka. Akibat perlakuan brutal dari para pelajar yang berasal dari berbagai sekolah itu, Eka menjelaskan korban mengalami muntah kuning dan saat ini opname dirawat di salah satu rumah sakit swasta Kota Pontianak. "Menurut pengakuan korban, pelaku utama itu ada tiga NE, TP, dan NZ dan sembilan lainnya hanya ikut-ikutan saja. Ini semua anak SMA di Kota Pontianak . Sedangkan korban inisial AU, usia 14 tahun siswi SMP negeri di Kota Pontianak KPPAD juga melakukan kordinasi dengan pihak sekolah, setidaknya pelaku pengeroyokan berasal dari tiga sekolah berbeda. Eka berharap penanganan persoalan ini jangan sampai merugikan satu pihak, karena korban maupun pelaku masih di bawah umur. "Kami berusaha semaksimal mungkin, agar kasus ini jangan sampai ke ranah pengadilan. Anak-anak ini masih di bawah umur, sama sama memperoleh hak yang sama yaitu berhak di lindungi oleh UU Nomor 35 Tahun 2014," tegasnya. KPPAD akan memberikan pendampingan untuk korban, pendampingan yang diberikan berupa hipnoprana terapis dan akan menyusul fisikologklinis untuk pendampingan traumahiling-nya. KPPAD juga memberikan pendampingan yang sama terhadap pelaku termasuk jangan sampai dikeluarkan dari sekolah. Sebab mereka mempunyai hak terhadap pendidikan mereka. #JusticeForAudrey - Polisi Ceritakan Cara 12 Siswi SMA Keroyok Audrey, Sungguh Sadis dan Bengis Sungguh sadis, cara 12 siswi SMA aniaya Audrey, pelajar SMP. Polisi jelaskan kronologi penganiayaan Audrey karena masalah pribadi. Polresta Pontianak, Kalimantan Barat, tengah menyelidiki perkara pengeroyokan seorang pelajar SMP bernama Audrey (14) yang diduga dilakukan 12 siswi Sekolah Menengah Atas (SMA) di Pontianak. Kasat Reskrim Polresta Pontianak, Kompol Husni Ramli mengatakan, peristiwa pengeroyokan terjadi di dua tempat berbeda, yakni di Jalan Sulawesi, Kecamatan Pontianak Kota dan Taman Akcaya, Jalan Sutan Syahrir Pontianak, Jumat (29/3/2019) sekira pukul 14.30 WIB. Saat itu, Audrey sepulang sekolah dijemput seorang temannya untuk pergi ke rumah saudara sepupunya. Tak lama setelah sampai di rumah saudaranya, korban bersama temannya itu pergi keluar dengan menggunakan sepeda motor. Namun ternyata, di tengah perjalanan korban dibuntuti pelaku dengan menggunakan dua sepeda motor. Saat di Jalan Sulawesi, korban dicegat pelaku. "Oleh salah seorang pelaku, wajah korban disiram dengan air. Rambutnya ditarik dari belakang. Lalu dia terjatuh ke aspal," kata Husni, di Mapolresta Pontianak, Selasa (9/4/2019). Setelah terbaring di jalan, pelaku lain menginjak perut korban dan membenturkan kepalanya ke aspal. "Korban bersama temannya itu kemudian melarikan diri menuju Taman Akcaya, yang memang berada tak jauh dari situ," ujarnya. Korban kemudian dikejar lagi. Setelah dapat, korban dipiting, kemudan salah satu pelaku menendang perutnya lagi. Kejadian tersebut menarik perhatian warga sekitar dan membuat pelaku melarikan diri. Husni mengatakan, hasil pemeriksaan sementara, jumlah pelaku diindikasikan berjumlah tiga orang pelajar, bukan 12 seperti yang beredar luas di media sosial. "Kami sudah memeriksa orangtua korban. Dan hari ini memeriksa dua saksi. Sementara terduga pelaku masih menunggu hasil keterangan yang diperoleh dari saksi," ucapnya. Sebelumnya diberitakan, sejumlah siswi SMA nekat mengeroyok seorang pelajar SMP hanya karena komentar di Facebook. Akibatnya, korban dilarikan ke rumah sakit untuk menjalani pemeriksaan di bagian kepala dan dada di Unit Radiologi Rumah Sakit Mitra Medika pada Senin (8/4/2019). Menurut Wakil Ketua Komisi Pengawasan dan Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) Kalbar Tumbur Manalu, pengeroyokan tersebut dilakukan oleh 12 siswi pada Jumat (29/3/2019). "Kejadian dua pekan lalu, Jumat (29/3/2019), tetapi baru dilaporkan kepada orangtuanya Jumat (5/4/2019) dan ada pengaduan ke Polsek Pontianak Selatan. Kemudian kami dari KPAD langsung menerima pengaduan," kata Manalu di Kantor KPPAD, Senin (8/4/2019). Seperti dikutip dari Tribunnews, Manalu menjelaskan, pemicu pengeroyokan tersebut adalah masalah asmara antara kakak sepupu korban dan salah satu pelaku pengeroyokan. Saat itu korban turut berkomentar di laman Facebook kakak sepupunya. Namun, komentarnya dianggap menyinggung salah satu pelaku. "Permasalahan awal karena masalah cowok. Menurut info, kakak sepupu korban merupakan mantan pacar dari pelaku penganiayaan ini. Di media sosial mereka saling komentar sehingga pelaku menjemput korban karena kesal terhadap komentar itu," katanya. Para pelaku diketahui nekat menjemput korban di rumahnya dan berdalih untuk diajak ngobrol. Korban pun diajak ke Jalan Sulawesi dan Taman Akcaya. Berdasarkan keterangan korban, di dua lokasi tersebut para pelaku melakukan tindak kekerasan.(*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar