Hj. Nurlinda Bakal Duduk DPRD Pangkep

Pangkep Media Duta. Com,- Caleg perempuan dari Partai Gerindra,Hj Nurlinda bakal duduk sebagai Anggota DPRD Pangkep periode 2019-2022 mendatang. Hal itu dipastikan saat KPU Pangkep membacakan jumlah perolehan suaranya di Dapil II Pangkep meliputi Bungoro, Labakkang dan Tondong Tallasa. Jumlah perolehan suara kelahiran Malino, 3 Mei 1975 sebanyak 2.006. Ditemui TribunPangkep.com, Senin (12/5/2019) Nurlinda mengatakan pilihan menjadi anggota DPRD Pangkep berkat dorongan suami dan ingin berbuat banyak untuk masyarakat Pangkep. "Alhamdulillah, semua karena suport dari suami dan keluarga. Saya juga ingin berbuat banyak untuk masyarakat Pangkep," ungkapnya. Ibu dari empat orang anak ini memilih Dapil II karena penuh tantangan. "Jadi saya memang door to door jauh-jauh hari ke keluarga dan kerabat. Silaturrahmi dan berbagi kebersamaan. Di Dapil saya ini banyak petahana tapi itu tidak menyurutkan niat saya untuk terus membuat masyarakat percaya kalau perempuan juga bisa," pungkasnya. Nurlinda pernah bersekolah di SD 1 Lejang, SMP 1 Bungoro dan SMA 1 Pangkajene serta menyelesaikan pendidikan Sarjananya di Universitas Pepabri Makassar. Dia tergabung dalam berbagai organisasi seperti Hijaber Mom Community, Forum Kajian Cinta Alquran, FKPPI, Wakil Ketua Kerukunan Istri Karyawan Semen Tonasa (KIKST) sampai sekarang dan Komunitas Ibu Cerdas Indonesia. Alasannya menjadi anggota DPRD Pangkepadalah memperjuangkan pemerataan, kesetaraan jender dan kemandirian kaum wanita di dapilnya. Dia juga ingin menggalakkan kembali majelis taklim yang hampir punah di dapilnya. Selain itu, Nurlinda ingin menginspirasi ibu-ibu agar menghasilkan uang sendiri. Tidak mesti harus meminta penghasilan suami. "Saya ingin ajak mereka menghasilkan uang sendiri seperti menggelar pelatihan khusus membuat kue, roti dan pernak pernik lainnya," ungkapnya. Dia mendulang suara di dapilnya karena salah satu cara sosiolisasinya, dengan membuat pelatihan gratis cara membuat roti, makanan dan cara make up yang simple dan elegant. "Biasanya ibu-ibu itu kalau ke undangan ke salon pasti bayar. Nah dengan pelatihan yang saya buat ini cukup memberi ruang bagi mereka belajar menghias diri sendiri dengan natural," ujarnya. Selama turun ke lapangan dan berbaur dengan masyarakat, Hj Linda banyak melaporkan soal keluhan warga yang tidak memiliki lapangan pekerjaan dan kurangnya perusahaan atau toko yang membutuhkan tenaga kerja.(*)