4 April 2019

Lima Hari Pura- Pura Meninggal Dalam Tumpukan Mayat

Jakarta Media Duta.com,-Saat Pemerintah Republik Indonesia melakukan Operasi Trikora Satu di antara yang dilakukan dengan infiltrasi Militer Indonesia melalui Operasi Banteng I.Operasi itu melibatkan personel Pasukan Gerak Tjepat (PGT) yang saat ini bernama Paskhas, dan RPKAD yang sekarang bernama Kopassus. Gabungan Kopassus dan Paskhas itu diterjunkan di tengah hutan belantara di Irian Barat.Mereka masuk wilayah pertahanan Belanda dan mengacaukan konsentrasi pasukan musuh. Prajurit yang siap tempur itu dibagi dua tim, yakni Banteng I di Fak-fak dan Banteng II di Kaimana.Banteng I melakukan misi penerjunan di Fak-Fak, dipimpin Letda Inf Agus Hernoto. Banteng II di Kaimana dipimpin Lettu Heru Sisnodo.Sambil menunggu perintah berangkat, pasukan memilih leyeh-leyeh di bawah sayap pesawat. Mereka berusaha tidur sekenanya untuk mengumpulkan tenaga.Tiga pesawat Dakota yang dipimpin Mayor Udara YE Nayoan, Komandan Skadron 2 Transport, disiapkan untuk menerbangkan pasukan ke Fak-Fak.Lengkapnya, operasi ini akan menerjunkan satu tim gabungan yang terdiri dari 10 prajurit PGT, 30 prajurit RPKAD ditambah dua orang Zeni. Tim ini dipimpin Letda Agus Hernoto dari Kopassus.Dihantam hujan derasSewaktu lepas landas dari Laha, hujan turun deras.April hingga Juni memang musimnya penghujan di kawasan Indonesia Timur. Dropping dilaksanakan di tengah temaramnya subuh di sebelah utara Fak-Fak.Ketika formasi pesawat dalam perjalanan pulang, terlihat di laut sebuah kapal yang lampunya berkelap-kelip. Grup 1/Eka Wastu Baladika Kopassus Serang Banten . Setelah Dakota pada posisi sejajar dengan kapal, diketahui dengan jelas bahwa ternyata kapal dimaksud milik angkatan laut Belanda. Lampu yang terlihat berkelap-kelip ternyata tembakan dari kapal ke Dakota.Formasi Dakota langsung berbelok ke kanan dengan arah menjauh. Setelah konsolidasi di pagi hari itu, rombongan PU II Pardjo yang diterjunkan di Fak-Fak ternyata selamat dan satu anggota dinyatakan hilang. Beberapa hari kemudian datang Marinir Belanda sehingga terjadi kontak senjata.Sesuai instruksi sebelumnya, bila kekuatan tidak seimbang segera masuk hutan.Setelah keadaan tenang mereka menyusup kembali ke kampung tersebut dan ternyata sudah kosong. Rumah-rumah penduduk dibakar oleh Belanda dan penduduknya mengungsi entah ke mana.Tim Nanggala Kopassus (Tribun Bali)Sementara pasukan yang diterjunkan di Fak-Fak, sekitar satu bulan bertahan di sekitar kampung Urere, kemudian mendapat perintah meninggalkan kampung. Dalam kondisi sudah lemah karena kekurangan makanan, pasukan berhenti sejenak di kebun pala untuk istirahat. Kemudian, secara tiba-tiba diserang pasukan Belanda dari arah seberang sungai. Dalam kontak senjata, lima anggota gugur yaitu KU I Adim Sunahyu, PU I Suwito, PU I Lestari, dua orang dari RPKAD yakni Sukani dan seorang lagi tak diketahui namanya. Komandan Peleton Letda Agus Hernoto tertembak di kedua kakinya dan ditawan Belanda.Sedangkan PU II Pardjo, kaki kanannya tertembak namun dengan sisa tenaganya berusaha menyelinap. Setelah Belanda pergi, Pardjo berusaha merangkak (karena tak sanggup berdiri) menuju tempat temannya yang gugur.Dia hanya sanggup berdoa dan tetap bertahan hidup di situ sekitar lima hari, di antara mayat teman-temannya yang mulai membusuk. Sebuah kebetulan beberapa orang Papua lewat. Mungkin kasihan melihat Pardjo yang terluka, ia digotong dan dibawa ke kampung terdekat. Setelah beberapa hari dirawat, digotong lagi bersama-sama menyusuri pantai menuju rumah sakit angkatan laut Belanda di Fak-Fak. Di sini ia memperoleh perawatan medis sebelum ditahan.Pada saat penahanan itu ia mendengar melalui radio Belanda bahwa telah terjadi gencatan senjata. Setelah menjalani interogasi, ia dikirim dengan kapal laut ke Biak dan dari sana dibawa ke penjara di Pulau Wundi. Di sinilah akhirnya ia bertemu pasukan Resimen Pelopor, Kapten Kartawi dengan pasukannya, pasukan Peltu Nana, Serma Boy Tomas, Kapten Udara Djalaludin, Letnan Udara I Sukandar dan kru pesawat Dakota T-440.(*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MEDIA DUTA ONLINE (KAMI ADA KARENA ANDA) SIUPP : 993/SK/MENPEN/1999,tgl 16 Februari 1999

Ir.Baso Ampa Alang Hampir Dua Tahun Jadi Buronan Polres Wajo Sulsel

Ir . Baso Ampa Alang Wajo Media Duta.com -Buronan Polres Wajo tersangka Ir. Baso Ampa Alang kini hampir    dua tahun belum ada titik ter...

Alamat Redaksi : Jalan Ammana Gappa No.34 Kota Makassar Propinsi Sulawesi Selatan,Cp.0853 3624 4337