5 Oktober 2019

Sudah Bergelar Profesor Memilih Kembali Mondok Demi Belajar Al-Qur'an Dan Menghafal Al-Qur'an


*Tulisan Rektor ITS, Prof Joni Hermana di wall FB nya*

Dulu di kala aku kecil, aku selalu mendapat peringkat 1 baik di tingkat SD, SMP, maupun SMA...
Semua merasa senang, ibu & ayah pun selalu memelukku dengan bangga. Klrg sgt Senang melihat anaknya yang pintar & berprestasi.
Aku masuk perguruan tinggi ternama pun, tanpa embel2 test.Orang tua & teman2 ku merasa bangga terhadap diriku.
Tatkala aku kuliah *
IPK ku selalu 4 & lulus dengan predikat cum laude*.
Semua bahagia, para Rektor menyalami ku & merasa bangga memiliki mahasiswa seperti diriku, jangan ditanya tentang orang tua ku, tentunya mereka orang yang paling bangga, bangga melihat anaknya lulus dengan predikat cum laude.
 Teman2 seperjuangan ku pun gembira. Semua wajah memancarkan kebahagiaan. Lulus dr perguruan tinggi aku bekerja di sebuah perusahaan *Bonafit. Karirku sangat melejit & gajiku sangat besar*.
Semua pun merasa bangga dengan diriku, semua rekan bisnisku selalu menjabat tanganku, semua hormat & menghargai diriku, teman2 lama pun selalu menyebut namaku sebagai salah satu orang sukses. 
Namun ada sesuatu yang tak pernah kudaptkan dalam perjalanan hidup ku selama ini. Hatiku selalu kosong & risau. Perasaan sepi selalu memghantui hari2ku. Ya.. aku terlalu mengejar duniaku & mengabaikan akhiratku... 
*Aku sedih...........*
Ketika aku berikrar untuk berjuang bersama barisan *Pembela Rasulullah SAW & ku buang segala titel keduniaanku* kutinggalkan dunia ku untuk mengejar akhirat & ridhaNya. 
Seketika itu pula dunia terasa berbalik. Yaa... Dunia seperti berbalik. Ku putuskan untuk mrantau & memilih mempelajari *ilmu Al-Qur'an & hadist & kuhafalkan Al-Qur'an 30 juz*.
Semua orang mencemooh & memaki diriku. Tak ada lagi pujian, senyum kebanggaan, peluk hangat dll. Yang ada hanyalah cacian...
Terkadang orang memaki diriku, *buat apa sekolah tinggi2 kalau akhirnya masuk Pesantren dia itu orang bodoh.....* Udah punya pekerjaan enak ditinggalin...
Berbagai caci & maki tertuju pada diriku, bahkan dari keluarga yang tak jarang membuat diriku sedih... 😪

"Apa ada lulusan perguruan tinggi terkenal masuk pondok tahfidz..? Ga sayang apa udah dapat kerja enak, mau makan apa & dari mana lagi..?
Kata mereka... 
Ya.., pertanyaan2 itu terus menyerang & menyudutkan diriku.

*Hingga suatu ketika*
Ketika fajar mulai menyingsing ku ajak ibu untuk shalat berjamaah di Masjid, Masjid tempat dimana aku biasa menjadi imam.
Ini adalah shalat subuh yang akan selalu ku kenang. 
Ku angkat tangan seraya mengucapkan takbir. *Allaaahuu akbaar............*_
ku agungkan Allah dg seagung2nya.

Ku baca doa iftitah dalam hati ku, berdesir hati ini rasanya.... 

Kulanjutkan membaca...

*Al-Fatihah* 
*Bismillahirrahmaanirrahiiim*, (smp disini hati ku bergetar ), ku sebut namaNya yg maha pengasih & maha penyayang..

*Alhamdulillahirabbil alamiin*...
Ku panjatkan puji2an untuk Rabb semesta alam..

Kulanjutkan bacaan lama2, ku hayati surah al-fatihah dengan seindah2nya tadabur, *tanpa terasa air mata jatuh membasahi wajahku*....
Berat lidah ku untuk melanjutkan ayat, *Arrahmaanirrahiim*, 
ku lanjutkan ayat dengan nada yang mulai bergetar....

*Malikiyaumiddin*, kali ini aku sdh tak kuasa menahan tangisku. 

*Iyyaka na'budu wa iyyaka nastaiin*, "yaa Allah hanya kepada mu lah kami menyembah & hanya kepada-Mu lah kami meminta pertolongan."

Hati ku terasa tercabik2, sering kali diri ini menuntut kepada Allah utk memenuhi kebutuhanku, tapi aku lalai melaksanakan kewajibanku kepada-Mu... 

Sampai lah aku pada akhir ayat dalam surah Al-Fatihah. Ku seka air mata & ku tenangkan sejenak diriku.

Selanjutnya aku putuskan untuk membaca *Surah _Abasa*'_. Ku hanyut dalam bacaan ku, terasa syahdu, hingga terdengar isak tangis jamaah sesekali. 
Bacaan terus mengalun, hingga sampai lah *pada ayat 34. Tangisku memecah sejadi2nya*.

*Yauma yafirrul mar'u min akhii, wa ummihii wa abiih, wa shaahibatihi wa baniih, likullimriim minhum yauma idzin sya'nuy yughniih...*

Tangisku pun memecah, tak mampu ku lanjutkan ayat tersebut, tubuhku terasa lemas....

Setelah shalat subuh selesai, dalam perjalanan pulang, ibu bertanya : "mengapa kamu menangis saat membaca ayat tadi, apa artinya..?"

Aku hentikan langkahku & aku jelaskan pd ibu. Kutatap wajahnya dalam 2 & aku berkata : 

*Wahai ibu........*
Ayat itu menjelaskan tentang huru hara padang mahsyar saat kiamat nanti, semua akan lari meninggalkan sudaranya...
Ibunya...
Bapaknya..
Istri & anak2nya..

Semuanya sibuk dengan urusannya masing2.

Bila kita kaya orang akan memuji dengan sebutan orang yang berjaya...,

Namun ketika kiamat terjadi apalah gunanya segala puji2an manusia itu....

Semua akan meninggalkan kita. Bahkan ibupun akan meninggalkan aku... 

*Ibu pun meneteskan air mata, ku seka air matanya...*

Ku lanjutkan, *Aku pun takut bu bila di Mahsyar bekal yang ku bawa sedikit..*

Pujian orang yang ramai Selama bertahun2 pun kini tak berguna lagi...

Lalu kenapa orang beramai2 menginginkan pujian & takut mendapat celaan. Apakah mereka tak menghiraukan kehidupan akhiratnya kelak...?
Ibu kembali memelukku & tersenyum. Ibu mengatakan, *betapa bahagianya punya anak seperti dirimu...*

Baru kali ini aku merasa bahagia, karena ibuku bangga terhadap diriku...

Berbagai pencapaian yang aku dapat dulu, walaupun ibu sama memeluk ku namun baru kali ini pelukan itu sangat membekas dalam jiwaku.

*Wahai manusia sebenarnya apa yang kalian kejar..?*

*Dan apa pula yang mengejar kalian..?*

*Bukankah maut semakin hari semakin mendekat...?*

Dunia yang menipu jangan sampai menipu & membuat diri lupa pada negeri akhirat kelak...

*Wahai saudara2ku, apakah kalian sadar nafas kalian hanya beberapa saat lagi.......?*

*Sebelum lubang kubur kalian akan digali..*
Apa yang aku & kalian banggakan di hadapan Allah & Rasul'Nya kelak...?

*Wallahua'lam.......*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MEDIA DUTA ONLINE (KAMI ADA KARENA ANDA) SIUPP : 993/SK/MENPEN/1999,tgl 16 Februari 1999

Ir.Baso Ampa Alang Hampir Dua Tahun Jadi Buronan Polres Wajo Sulsel

Ir . Baso Ampa Alang Wajo Media Duta.com -Buronan Polres Wajo tersangka Ir. Baso Ampa Alang kini hampir    dua tahun belum ada titik ter...

Alamat Redaksi : Jalan Ammana Gappa No.34 Kota Makassar Propinsi Sulawesi Selatan,Cp.0853 3624 4337