23 Maret 2019

Dr. Wahyu Dipercaya Bagaikan Keluarga Menjaga Siti Zulaeha

Makassar Media Duta. Com,- Fakta pembunuhan Siti Zulaeha Djafar oleh Dr Wahyu Jayadi kian terang-benderang. Polisi terus bekerja menemukan fakta sebenarnya. Dr Wahyu Jayadi dan korbanSiti Zulaeha ternyata sudah dekat dan akrab sejak di kampung. Keduanya dari Kabupaten Sinjai, kabupaten di selatan Sulawesi Selatan. Umur Dr Wahyu Jayadi dan Siti Zulaeha terpaut empat tahun. Bahkan suami Siti Zulaeha sempat menelpon Dr Wahyu Jayadi setelah sang istri  menghilang tanpa jejak. Kedekatan juga dibuktikan saat Dr Wahyu Jayadi mengantar Sukri suami almarhumah ke RS Bhayangkara melayat Siti Zulaeha Djafar (40) ternyata sangat dekat dengan Wahyu Jayadi (44) hingga maut memisahkan. Informan Tribun-Timur.com yang merupakan "orang kampus" dan dari pihak kepolisian menceritakan bagaimana kedekatan hubungan keduanya terbangun. Kedekatan mereka terbangun sejak puluhan tahun, dari kampung. Berikut 5 kesamaan yang membangun kedekatan hubungan. 1. Asal sama Mereka sama-sama orang Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan. Soal masa remaja, Siti Zulaeha Djafar dan Wahyu Jayadi sama-sama menamatkan pendidkan SMA-nya di Sinjai. Siti Zulaeha Djafar alumnus SMA Negeri 1 Sinjai, sedangkan Wahyu Jayadi alumnus SMA Negeri 2 Sinjai. Siti Zulaeha Djafar tinggal di dekat SMA Negeri 1 Sinjai, Sinjai Utara, sedangkan Wahyu Jayadi di Bikeru, Kecamatan Sinjai . Saat diamankan polisi, Wahyu Jayadi menceritakan bagaimana hubungan dirinya dengan korban hingga mengaku mendapat kepercayaan dari orangtuaSiti Zulaeha Djafar untuk menjagata Siti Zulaeha Djafar. Oleh orang tua Siti Zulaeha Djafar, Wahyu Jayadi dianggap bersaudara dengan korban. "Kita tak punya hubungan emosional dalam tanda kutip bahwa kita saling suka sama suka. Ini karena persoalan hubungan emosional karena hubungan keluarga. ''Saya ingat pesannya almarhumah mamanya, 'Jagai anrimmu, jagai anrimmu (jaga adikmu, jaga adikmu). Bahasa Bugisnya seperti itu. Taniako tau laing' (kamu bukan orang lain)." Begitu dikatakan Wahyu Jayadi saat diamankan polisi dari Unit Resmob Ditreskrimum Polda Sulsel. 2. Almamater sama Tamat SMA, Wahyu Jayadi kemudian melanjutkan pendidilkan tinggi pada Fakultas Ilmu Keolahragaan ( FIK) Universitas Negeri Makassar ( UNM). Sementara Siti Zulaeha Djafar memilih Fakultas Teknik UNM. Mereka beda angkatan karena usia selisih 4 tahun. 3. Tempat kerja sama Setelah menamatkan pendidikan tingginya, Siti Zulaeha Djafar dan Wahyu Jayadi mendaftar menjadi PNS Kemenristekdikti. Wahyu Jayadi lolos jadi dosen FIK UNM pada tahun 2000, sedangkan Siti Zulaeha Djafar pada tahun 2015. Mereka memilih jalan sama, mengabdi pada institusi pendidikan tinggi. 4. Tempat tinggal sama Selain itu, beberapa tahun terakhir, mereka juga memilih tempat tinggal yang sama, di kompleks perumahan Sabrina Regency, Jalan Manggarupi, Paccinongang, Kecamatan Somba Opu, Gowa, Sulawesi Selatan. Rumah korban berada di blok F, sedangkan pelaku berada di blok E. Sebelumnya pindah ke perumahan Sabrina Regency, pelaku tinggal di perumahan Permata Hijau Permai, Jalan Letjen Hertasning, Makassar. Hubungan Asmara. Siti Zulaeha Djafar dan Wahyu Jayadi diduga kuat memiliki hubungan asmara yang telah lama terbangun. Mereka saat ini berstatus sebagai istri dan suami. Siti Zulaeha Djafar memiliki seorang suami dan 3 anak, sementara Wahyu Jayadi memiliki seorang istri dan 4 anak. Saat sementara membangun rumah tangga masing-masing, mereka malah sempat kencan. Sebelum pembunuhan, Siti Zulaeha Djafar dan Wahyu Jayadi sempat janjian untuk kencan saat pulang dari kantor atau tempat kerja. Korban dan pelaku sama-sama berkantor di lantai II, Menara Phinsi UNM, Jalan Andi Pangerang Petta Rani, Makassar. Mereka janjian untuk bertemu di depan kantor PT Telkom Tbk, dekat Menara Phinisi. Mereka kemudian bertemu sekitar pukul 17:00 Wita, Kamis (21/3/2019). Di depan kantor PT Telkom Tbk, mobil mereka papasan, selanjutnya beriringan menuju ke kompleks pertokoan Permata Sari, Jalan Sultan Alauddin, depan kampus UIN Alauddin, Jalan Sultan Alauddin, Makassar. Mereka ke kompleks pertokoan itu dengan tujuan menitip mobil jenis SUV mid-size merek Suzuki Escudo yang dikendarai Wahyu Jayadi. Selanjutnya, mereka jalan bareng, dimana Wahyu Jayadi mengemudikan mobil Daihatsu Terios milik Siti Zulaeha Djafar. Peristiwa Pembunuhan Peristiwa pembunuhan Siti Zulaeha Djafar diduga terjadi pada Kamis (21/3/2019), malam, namun mayat korban baru ditemukan, Jumat (22/32019), dalam kondisi mulai membengkak. Mayat korban ditemukan di dalam mobil yang terparkir di Jalan Poros Japing, depan gudang milik pengembang perumahan Bumi Zarindah, Dusun Japing, Desa Sunggumanai, Kecamatan Pattallassang, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Mobil tersebut adalah mobil jenis SUV merek Daihatsu Terios warna biru berplat nomor DD 1472 AM. Mayat korban kali pertama ditemukan seorang pemuda bernama Rusdi (31) yang bekerja sebagai pengawas proyek bangunan, sekitar pukul 08:30 Wita (pada berita sebelumnya ditulis pukul 10:00 Wita). Pada saat itu, Rusdi hendak membuka gudang. Namun, di halaman gudang, dia menemukan ada mobil terparkir tanpa diketahui pemiliknya. Dia lalu mengamati mobil tersebut dan ternyata kaca samping bagian kiri depan pecah. Tak hanya itu, di jok kiri depan duduk seorang wanita yang tak lagi bernyawa, kepala diikat seat belt (sabuk pengaman di kursi). Rusdi sekaligus warga Pekang Labbu, Kecamatan Pallangga, Kabupaten Gowa, langsung melaporkan kejadian tersebut kepada warga dan aparat setempat. Selang beberapa menit kemudian, polisi datang ke Tempat Kejadian Perkara ( TKP). Ditemukan surat kendaraan dan identitas. Wanita tersebut ternyata bernama Siti Zulaeha Djafar, warga kompleks perumahan Sabrina Regency, Jalan Manggarupi, Paccinongang, Kecamatan Somba Opu, Gowa. Mayat Siti Zulaeha Djafar selanjutnya dibawa ke RS Bhayangkara, Jalan Mappaoddang, Makassar, Sulawesi Selatan, untuk menjalani otopsi. Dari hasil otopsi, diketahui jika Siti Zulaeha Djafar menghembuskan nafas terakhir sekitar 6 jam sebelum mayatnya ditemukan. Di tubunya terdapat sejumlah luka lebam.Siti Zulaeha Djafar ternyata meninggal dibunuh. Saat jenazah sedang diotopsi, polisi dari Resmob Ditreskrimsus Polda Sulsel bersama Satreskrim Polres Gowa melakukan prarekonstruksi. Berdasarkan hasil prarekonstruksi, pelaku mengarah kepada seorang bernama Wahyu Jayadi, tetangga Siti Zulaeha Djafar di kompleks perumahan Sabrina Regency. Wahyu Jayadi adalah sosok yang terakhir bersama dengan Siti Zulaeha Djafar. Tim Resmob Ditreskrimsus Polda Sulsel lalu menangkap Wahyu Jayadi di RS Bhayangkara, Jumat siang, sekitar pukul 14:05 Wita. Sebelum ditangkap, Wahyu Jayadi pura-pura melayat korban dan menyampaikan empati kepada keluarga korban. Selain itu, setalah membunuh Siti Zulaeha Djafar, Wahyu Jayadi sekaligus Kepala Unit Pelaksana Teknis ( UPT) Kuliah Kerja Nyata ( KKN) pada Universitas Negeri Makassar ( UNM), berupaya menghilangkan jejak setidaknya melalui 3 cara. Pertama, memecahkan kaca mobil dikendarai korban untuk memunculkan kesan jikaSiti Zulaeha Djafar merupakan korban perampokan. Kaca mobil awalnya ditinju, namun tak berhasil sehingga pelaku memecahkannya menggunakan batu. Wahyu Jayadi membunuh tetangganya dengan cara mencekik leher dan meninju bagian wajah. Guna menghilangkan bekas cekikan, dia mutupi leher korban menggunakan seat belt. Saat dicekik, korban melakukan perlawanan dengan cara mencakar pelaku. Setidaknya itu terlihat dari bekas cakaran di lengan pelaku. Kedua, menghancurkan smartphone iPhone X milik korban untuk menghilangkan jejak komunikasi. Namun, polisi berhasil mendapatkan rekaman hasil komunikasi antara korban dengan pelaku. Baca: Siti Zulaeha Djafar Kencan dengan Wahyu Jayadi Sebelum Dibunuh, Pipis di Mobil Pakai Kantong Plastik Ketiga, menutupi bekas cekikan menggunakan seat belt. Segala upaya pelaku untuk menghilangkan jejak, tak membuat polisi gagal melacak keberadaannya. Lebih dari 10 jam setelah penangkapan, pelaku baru mengakui perbuatannya tersebut. Kencan saat Pulang Kantor, Pipis di Mobil Sebelum pembunuhan, Siti Zulaeha Djafar dan Wahyu Jayadi sempat janjian untuk kencan saat pulang dari kantor atau tempat kerja. Korban adalah staf Bagian Rumah Tangga pada Biro Administrasi Umum dan Keuangan ( BAUK) UNM. Korban dan pelaku sama-sama berkantor di lantai II, Menara Phinsi UNM, Jalan Andi Pangerang Petta Rani, Makassar. Mereka janjian untuk bertemu di depan kantor PT Telkom Tbk, dekat Menara Phinisi. Mereka kemudian bertemu sekitar pukul 17:00 Wita, Kamis (21/3/2019). Di depan kantor PT Telkom Tbk, mobil mereka papasan, selanjutnya beriringan menuju ke kompleks pertokoan Permata Sari, Jalan Sultan Alauddin, depan kampus UIN Alauddin, Jalan Sultan Alauddin, Makassar. Mereka ke kompleks pertokoan itu dengan tujuan menitip mobil jenis SUV mid-size merek Suzuki Escudo yang dikendarai Wahyu Jayadi. Selanjutnya, mereka jalan bareng, dimana Wahyu Jayadi mengemudikan mobil Daihatsu Terios milik Siti Zulaeha Djafar. Saat mobil mereka papasan, berdasarkan pengakuan pelaku, Siti Zulaeha Djafar sempat meminta kantong plastik kepada pelaku. Kantong plastik itu digunakan korban untuk buang air kecil (pipis) di dalam mobil. Korban juga tak pernah keluar dari mobil sejak papasan hingga mobilnya meninggalkan kompleks pertokoan Permata Sari. Kantong plastik itu bersama lembaran tisu bau pesing diamankan polisi sebagai barang bukti. Polisi dari Resmob juga mengamankan barang bukti lain sebuah berupa batu, sebuah kunci kontak mobil Daihatsu Terios, sebuah kerudung warna hijau, sebuah cincin. Sebuah jam tangan, sebuah smartphone iPhone X milik korban, sebuah handphone merek Samsung milik pelaku, sebuah smartphone Xiaomi milik pelaku, selembar kemeja warna hijau dikenakan pelaku, selembar celana warna hitam dikenakan pelaku, uang tunai Rp 440 ribu. Sampel darah korban, tisu bekas, dan pakaian korban. Pada Malam Kejadian Pada malam kejadian, saat pembunuhan terjadi, istri pelaku sempat menanti suaminya pulang hingga tengah malam. Berdasarkan pengakuan istri Wahyu Jayadi sebagaimana keterangan diterima dari polisi, saban hari kerja, pelaku selalu pulang di rumah sebelum petang. Namun, Kamis (21/3/2019), hingga pukul 22:00 Wita, pelaku belum pulang. Sang istri baru melihat suaminya berada di rumah pada waktu subuh atau Jumat subuh. Wahyu Jayadi memiliki 4 anak dan seorang istri. Rumahnya berhadapan dengan rumah korban. Rumah Wahyu Jayadi di blok E nomor 17, sedangkan rumah Siti Zulaeha Djafar di depannya. Rumah pegawai UNM Sitti Zulaeha Djafar (40) korban pembunuhan hanya dipisahkan jalan paving blok dengan terduga pelaku seorang dosen Fakultas Ilmu Keolahragaan. Rumah Siti Zulaeha Djafar dihuni dirinya, suaminya bernama Muh Sukri, dan ketiga anaknya. Muh Sukri merupakan Kepala UPT Kesatuan Pengelolaan Hutan Ajatappareng pada Dinas Kehutanan Sulawesi Selatan. Sang suami sering keluar kota untuk urusan dinas. Sosok ditangkap adalah Wahyu Jayadi, terduga pelaku pembunuhan. Selain tetangga di kompleks perumahan, korban dan pelaku ternyata sekampung. Mereka sama-sama perantau dari Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan. Mereka juga satu almamater, UNM. Siti Zulaeha Djafar adalah alumunus Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik pada UNM. Wahyu Jayadi merupakan alumnus Fakultas Ilmu Keolahragaan pada UNM. Dulu, di kampus, mereka adalah senior dan junior.(EDI SUMARDI)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MEDIA DUTA ONLINE (KAMI ADA KARENA ANDA) SIUPP : 993/SK/MENPEN/1999,tgl 16 Februari 1999

Ir.Baso Ampa Alang Hampir Dua Tahun Jadi Buronan Polres Wajo Sulsel

Ir . Baso Ampa Alang Wajo Media Duta.com -Buronan Polres Wajo tersangka Ir. Baso Ampa Alang kini hampir    dua tahun belum ada titik ter...

Alamat Redaksi : Jalan Ammana Gappa No.34 Kota Makassar Propinsi Sulawesi Selatan,Cp.0853 3624 4337